
Untuk tahap awal, KIP diberikan bersamaan dengan pemberian Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan SIM Card (kartu ponsel) yang berisi uang elektronik bagi 1 juta keluarga penerima KKS di 19 kabupaten/kota.
Penerima KIP adalah anak usia sekolah dari keluarga pemilik Kartu
Perlindungan Sosial (KPS) atau KKS. Mereka berasal dari jenjang SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Karena pembagian KIP dilakukan secara bertahap,
maka belum semua penerima KKS mendapatkan KIP.
Agar dapat KIP, keluarga penerima KKS membawa KKS dan Kartu Keluarga
atau Surat Keterangan dari RT/RW/Lurah/Kepala Desa yang menyatakan anak
adalah anggota keluarga KKS ke sekolah/madrasah tempat anak
bersekolah/terdaftar.
Sekolah/Madrasah kemudian mencatat informasi tentang anak tersebut ke
dalam daftar calon penerima KIP dan mengirimkan formulir ke Dinas
Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat. Dinas
Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota lalu mengirimkan
rekapitulasi calon penerima KIP ke Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan/Kementerian Agama. Khusus sekolah di bawah naungan
Kemendikbud, operator sekolah wajib memasukkan informasi siswa ke dalam
sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Setelah menerima rekapitulasi calon penerima KIP, Kemendikbud/Kemenag
akan mencetak dan mengirimkan KIP tambahan ke alamat sekolah atau rumah
tangga.
Bagi keluarga penerima KPS yang telah menjadi penerima BSM, masih
dapat menggunakan KPS dengan cara membawa KPS ke sekolah/madrasah tempat
anak bersekolah untuk didaftarkan sebagai penerima KIP.
Jika masyarakat ingin bertanya atau mengadu seputar PIP, Kemendikbud membuka Unit Pengaduan PIP, bisa diakses melalui laman http://pengaduanpip.kemdikbud.go.id dan pesan layanan singkat (Short Message Service—SMS) 0856691616099.*
Sumber : Dirjen Dikdas Kemdikbud
0 komentar :
Posting Komentar