Foto : Hamid Muhamad

Persoalan pertama terkait jumlah guru. Secara nasional, jumlah guru
SD dan SMP sudah mencukupi, kendati sejumlah daerah merasa kekurangan
guru. Namun, dari 1,6 juta guru SD, sekitar 512 ribu adalah guru honorer
yang tidak diketahui kualifikasinya lantaran mereka diangkat oleh
sekolah. Sementara dari 600 ribu guru SMP, 152 ribu berstatus guru
honorer.
“Masalah ketersediaan guru menjadi sangat penting. Kita sudah tahu,
dalam beberapa kali pertemuan, ada guru berlebih di satu tempat dan ada
yang kurang di tempat lain,” ujar Hamid Muhammad, Direktur jenderal
Pendidikan Dasar, pada konferensi pers yang digelar di Ruang Sidang
Gedung E lantai 5, Kompleks Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis, 11
Desember 2014.
Kualifikasi guru jadi persoalan berikutnya. Hingga Desember 2014,
baru 62% dari jumlah guru SD yang berkualifikasi sebagaimana
dipersyaratkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Sedangkan guru SMP sudah mencapai sekitar 90%. “Ini harus
dipenuhi pada akhir 2015 sesuai dengan perintah UU Guru dan Dosen,”
tegas Hamid.
Persoalan ketiga yang masih menghantui, lanjut Hamid, adalah
kompetensi guru. Walaupun berkualifikasi S-1, namun kompetensinya tak
serta merta mengikuti kualifikasinya.*
Sumber : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
0 komentar :
Posting Komentar